Senin, 26 September 2016

SENI BUDAYA DAN PROYEKSI


                                                                        


TUGAS PROYEKSI

“MAKALAH TENTANG SENI BUDAYA”

 
DISUSUN OLEH:

ANNISA MAHDIA WATI

XI IPA 3

SMA NEGERI AGAM CENDEKIA

TP 2016/2017





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan tugas ini.     
Dalam pembuatan tugas ini, banyak kesulitan yang saya alami terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sumber-sumber info yang masih terbilang terbatas. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak akhirnya tugas ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini, khususnya para rekan-rekan.Terimakasih juga tak lupa saya haturkan kepada Ibu Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan saya tugas ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan tugas yang saya buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya memohon maaf apabila ada kekurangan ataupun kesalahan.Kritik dan saran sangat diharapkan agar tugas ini menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa yang akan datang.

Muko-muko,  Agustus 2016

Annisa Mahdia Wati                                                                                                                                                         





                                     





BAB I
PENDAHULUAN
1.     Latar Belakang
Seni berasal dari kata sani (Sanskerta) yang berarti pemujaan, persembahan, dan pelayanan. Kata tersebut berkaitan erat dengan upacara keagamaan yang disebut kesenian. Menurut Padmapusphita, kata seni berasal dari bahasa Belanda genie dalam bahasa Latin disebut genius, artinya kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir.
Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.
Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan sejarah peradaban manusia. Seni dapat berupa seni tari, seni musik, seni teater, maupun seni rupa.

2.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, kita dapat membatasi rumusan masalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana pengertian seni budaya menurut para ahli ?
2.    Bagaimana pembagian seni budaya?
3.    Bagaimana pengelompokan dari bagian seni budaya?

3.     Tujuan Penulisan
Tujuan Penulis membuat makalah tentang seni budaya adalah untuk memenuhi dan melengkapi tugas yang di berikan di mata pelajaran Seni Budaya. Selain itu tujuan penulisan makalah ini di harapkan dapat menambah wawasan pembaca dan agar masyarakat mau melestarikan seni dan kebudayaan di Indonesia yang telah di warisi leluhur kita terdahulu kelak dikemudian hari.

4.     Manfaat Penulisan
Penulis membuat makalah tentang seni dan budaya Indonesia ini manfaatnya yaitu  agar kita dapat mengenal seni dan  kebudayaan kita lebih dalam, dapat menambah pengetahuan kita serta melestarikan semua kebudayaan yang ada di Negara kita.


BAB II
PEMBAHASAN SENI BUDAYA
1.     Pengertian
1.1.         Seni
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan. 
Seni adalah suatu cara dari diri kita sendiri untuk mengekspresikan sesuatu, yang mungkin tidak dapat kita ungkapkan dengan kata-kata dan bisa dengan musik, bisa dengan lukisan, bisa dengan tarian sesuai dengan cirikhasnya.
Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata “sani” yang artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Dalam bahasa Inggris dengan istilah “ART” (artivisial) yang artinya adalah barang/atau karya dari sebuah kegiatan.
Bangsa Indonesia sebagai negara yang beraneka ragam budaya (BHINEKA TUNGGAL IKA), yang sekaligus merupakan ciri khas dan asset dari bangsa Indonesia, memang sebagian besar dari generasi muda sudah banyak sekali jenis-jenis kebudayaan di miliki bangsa terlupakan dari ingatan generasi bangsa Indonesia, tidak banyak orang yang perduli dengan keberadaan budaya, apakah akan berkembang atau menciut, dan pemberian apresiasi kepada pecinta seni dan budaya pun tidak banyak, seolah-olah keinginan untuk mengembangkan budaya tidak ada dalam benak sangpenerus bangsa. 
Tidak seharusnya juga kita melupakan dikarenakan perkembangan zaman dan pengaruh dari budaya barat yang memang sangat berbeda jauh dengan akar budaya yang tertanam sejak Indonesia Merdeka.
Para pengolah seni bukan tidak mau mewariskan budaya-budaya yang memang turun temurun dari leluhur pewaris budaya, tetapi keinginan dari sang penerus yang memang sudah enggan karena beranggapan bahwa seni nenekmoyangnya yang ada di Indonesia, sudah tidak level lagi dengan pergaulan yang hampir kebablasan akibat pengaruh perubahan zaman.
Jika kita menengok kemasa yang lalu dimana kebudayaan indonesia yang sangat dibanggakan dan di cintai, serta apresiasi mereka (masyarakat dan penggerak seni), seiring dan berdampingan demi terlaksanannya pementasan budaya, sangat membanggakan sekali dan sangat jauh berbeda sekali dengan kebaradaannya sekarang yang semakin terpojok dan tertinggal. 
Berbeda-beda tapi satu tujuan “Bhineka Tunggal Ika” dengan beraneka ragam seni dan budaya tapi tetap Bangsa Indonesia, apakah memang kebudayaan turun temurun ini akan hilang diterjang badai zaman yang tidak menentu, dan kapankah kebangkitan kebudayaan Indonesia akan kembali di banggakan oleh seluruh rakyat Indonesia, dan menjadi tameng Indonesia kepada bangsa lain bahwa bangsa Indonesia memang layak untuk diperhitungkan.
Konsep seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya kebudayaan dan kehidupan masyarakat yang dinamis. Beberapa pendapat tentang pengertian seni:
a.         Ensiklopedia Indonesia : Seni adalah penciptaan benda atau segala hal yang karena kendahan bentuknya, orang senang melihat dan mendengar.
b.         Aristoteles : seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan   upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan tertentu.
c.         Ki Hajar Dewantara : seni adalah indah, menurutnya seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat   indah hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya.
d.        Akhdiat K. Mihardja : seni adalah kegiatan manusia yang merefleksikan kenyataan dalam sesuatu karya, yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani sipenerimanya.
e.         Erich Kahler : seni adalah suatu kegiatan manusia yang menjelajahi, menciptakan realitas itu dengan symbol atau kiasan tentang keutuhan “dunia kecil” yang mencerminkan “dunia besar”.
1.2. Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
2.     Fungsi
a.        Fungsi Religi/Keagamaan




Karya seni sebagi pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana muslim/muslimah, dan lagu-lago rohani Seni yang digunakan untuk sebuah upacara yang berhubungan dengan upacara kelahiran, kematian, ataupun pernikahan. Contoh : Gamelan yang dimainkan pada upacara Ngaben di Bali yakni gamelan Luwang, Angklung, dan Gambang. Gamelan di Jawa Gamelan Kodhok Ngorek, Monggang, dan Ageng.
b.      Fungsi Pendidikan
Seni sebagai media pendidikan misalnya musik. Contoh : Ansambel karena didalamnya terdapat kerjasama, Angklung dan Gamelan juga bernilai pendidikan dikarenakan kesenian tersebut mempunyai nilai sosial, kerjasama, dan disiplin. Pelajaran menggunakan bantuan karya seni. Contoh : gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah atau dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat peraga IPA.
c.       Fungsi Komunikasi
Seni dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti pesan, kritik sosial, kebijakan, gagasan, dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. Melalui media seni tertentu seperti, wayang kulit, wayang orang dan seni teater, dapat pula syair sebuah lagu yang mempunyai pesan, poster, drama komedi, dan reklame.
d.      Fungsi Rekreasi/Hiburan
Seni yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan, Sebuah pertunjukan khusus untuk berekspresi atau mengandung hiburan, kesenian yang tanpa dikaitkan dengan sebuah upacara ataupun dengan kesenian lain.
e.       Fungsi Artistik
Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak untuk hal yang komersial, misalnya terdapat pada musik kontemporer, tari kontemporer, dan seni rupa kontemporer, tidak bias dinikmati pendengar/pengunjung, hanya bisa dinikmati para seniman dan komunitasnya.
f.       Fungsi Guna (seni terapan)
Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya kecuali sebagai media ekspresi disebut sebagai karya seni murni, sebaliknya jika dalam proses penciptaan seniman harus mempertimbangkan aspek kegunaan, hasil karya seni ini disebut seni guna atau seni terapan. Contoh : Kriya, karya seni yang dapat dipergunakan untuk perlengkapan/peralatan rumah tangga yang berasal dai gerabah dan rotan.
g.      Fungsi Seni untuk Kesehatan (Terapi)
Pengobatan untuk penderita gangguan physic ataupun medis dapat distimulasi melalui terapi musik, jenis musik disesuaikan dengan latar belakang kehidupan pasien. Terapi musik telah terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme, gangguan psikologis trauma pada suatu kejadian, dan lain-lain. Menurut Siegel (1999) menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang menenangkan yang dapat merangsang sistem limbic jarikan neuron otak. Menurut Gregorian bahwa gamelandapat mempertajam pikiran.

3.     Sifat
Terdapat 5 ciri yang merupakan sifat dasar seni (The Liang Gie, 1976) yang meliputi :
a.       Sifat kreatif dari seni. Seni merupakan suatu rangkaian kegiatan manusia yang selalu mencipta karya baru.
b.      Sifat individualitas dari seni. Karya seni yang diciptakan oleh seorang seniman merupakan karya yang berciri personal, Subyektif dan individual.
c.       Nilai ekspresi atau perasaan. Dalam mengapresiasi dan menilai suatu karya seni harus memakai kriteria atau ukuran perasaan estetis. Seniman mengekspresikan perasaan estetisnya ke dalam karya seninya lalu penikmat seni (apresiator) menghayati, memahami dan mengapresiasi karya tersebut dengan perasaannya.
d.      Keabadian sebab seni dapat hidup sepanjang masa. Konsep karya seni yang dihasilkan oleh seorang seniman dan diapresiasi oleh masyarakat tidak dapat ditarik kembali atau terhapuskan oleh waktu.
e.       Semesta atau universal sebab seni berkembang di seluruh dunia dan di sepanjang waktu. Seni tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Sejak jaman pra sejarah hingga jaman modern ini orang terus membuat karya seni dengan beragam fungsi dan wujudnya sesuai dengan perkembangan masyarakatnya.

4.      Macam-macam
4.1.            Seni Rupa
Seni rupa adalah seni yang nampak oleh indra penglihatan dan wujudnya terdiri dari unsur rupa berupa titik, garis, bidang atau ruang, bentuk atau wujud, warna, gelap terang,dantekstur.Pengertian seni rupa yang lainnya, adalah salah satu cabang seni yang diciptakan manusia dengan menggunakan rupa sebagai medium pengungkapan gagasan seni.
Media berkarya seni rupa dua dimensi meliputi bahan dan alat untuk menggambar. Beragam pilihan media ber- karya seni rupa dua dimensi antara lain sebagai berikut.
a. Pensil, merupakan alat yang dapat digunakan meng- gambar secara utuh atau sketsa saja. Kepekatan warna pensil dibedakan dengan inisial,yaitu H, B, dan HB.
b. Konte, warnanya sangat hitam dan lunak. Cocok untuk membuat gambar potret atau benda yang bertekstur halus.
c. Pastel dan crayon, mempunyai bentuk dan bahan yang hampir sama, hanya berbeda kandungan kapurnya. Warnanya cerah, cocok untuk teknik dussel atau arsir.
d. Drawing pen dan milipen tersedia dalam berbagai ukuran. Hasil gambar antara drawing pen dan milipen hampir sama, bedanya ujung pena drawing pen lebih lunak daripada milipen. Drawing pen dan milipen cocok untuk teknik arsir.
e. Spidol, tersedia dengan berbagai warna dan ukuran.Spidol berujung lunak dan bisa bergerak spontan. Tebaltipisnya garis dapat diperoleh melalui tingkat penekananspidol pada bidang kertas.
f. Cat poster (poster colour) dan cat air (water colour), gambar yang dihasilkan dari kedua media ini hampir sama, bedanya warna cat poster lebih cerah.
g. Tinta bak atau tinta Cina, ada yang berupa cairan dan ada yang batangan, warnanya pekat, sesuai untuk membuat blog, dan cara penggunaannya dengan bantuan kuas.
h. Cat minyak (acrylic), terdiri atas beragam warna yang disertai minyak pengencernya. Cat minyak ini digunakan untukmelukis pada kain kanvas.
i. Kain kanvas dan spanram, merupakan satu kesatuan bahan. Kain kanvas menyatu dengan spanram (bingkai kayu yang berguna untuk merentangkan kain). Kain kanvas adalah bidang datar yang dibuat khusus untuk melukis.
j. Kuas, untuk cat minyak berambut lebih kaku daripada yang digunakan untuk cat air. Bentuknya ada yang pipih, ada pula yang runcing dengan berbagai ukuran.
k. Palet, merupakan bidang datar yang dibuat untuk mengolah cat. Palet untuk cat air dibuat dari plastik, sedangkan untuk cat minyak terbuat dari kayu.
l. Komputer, merupakan media berkarya yang dewasa ini telah populer. Teknologi digital saat ini memungkin- kan untuk membuat teknik gambar yang beragam.
Media berkarya seni rupa tiga dimensi sangat beragam tergantung dari teknik yang digunakan. Teknik pembuatan seni rupa tiga dimensi sebagai berikut
a. Teknik pahat, yaitu mengurangi bahan menggunakan alat pahat. Misalnya, membuat patung danrelief dengan bahan dasar kayudan batu.
b. Teknik butsir, yaitu membentuk benda dengan mengurangi dan menambah bahan. Misalnya, membuat keramik dengan bahan dasar tanah liat.
c. Teknik cor, yaitu membuat karya seni dengan membuat alat cetakan kemudian dituangkan adonan berupa semen, gips, dan sebagainya sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Misalnya, membuat patung.
d. Teknik las, yaitu membuat karya seni dengan cara menggabungkan bahan satu kebahan lain untuk mendapatkan bentuk tertentu. Misalnya, membuat patung kontemporer dengan bahan dasar logam.
e. Teknik cetak, yaitu membuat karya seni dengan cara membuat cetakan terlebih dahulu. Misalnya, membuat keramik dan patung dengan bahan dasar tanah liat dan semen.
Seni rupa dibedakan menurut fungsi dan tujuannya :
a. Seni rupa murni (fine arts/pure arts)
Yaitu cabang seni rupa yang dibuat semata-mata untuk dinikmati nilai keindahannya saja. Jenis seni rupa ini lebih bertujuan estetis dan ekspresi si pembuatnya, sehingga baik si pencipta maupun yang menikmati tebih merasakan fungsi pemenuhan kebutuhan psikis (batin). Termasuk kedalam kelompok ini adalah : seni lukis, seni patung, seni grafis dll.
b. Seni Rupa terapan (applied arts/useful arts)
Yaitu cabang seni rupa yang dibuat untuk dinikmati nilai kegunaanya. Karya seni rupa ini lebih mengutamakan nilai praktis atau pakai, tetapi tidak mengabaikan nilai estetis. Contoh karya seni rupa terapan diantaranya : seni reklame, seni ilustrasi, seni arsitertur, seni dekorasi, seni kriya dll.

Seni rupa dibedakan berdasarkan bentuk :
a. Seni rupa 2 dimensi (dwimatra) Karya seni rupa berupa bidang datar dan hanya bisa dinikmati dari satu arah pandangan saja (dari depan), seperti : lukisan, relief, gambar, grafis dll.
b. Seni rupa 3 dimensi (trimatra) Karya seni rupa yang disamping memiliki ukuran panjang dan lebar juga tinggi, sehingga dapat dilihat/dinikmati dari beberapa arah, seperti : patung, dekorasi, kerajinan dll.

Cabang cabang seni rupa
1. Seni lukis
Salah satu jenis seni murni berwujud dua dimensi pada umumnya dibuat di atas kain kanvas berpigura dengan bahan cat minyak, cat akrilik, atau bahan lainnya.
2. Seni patung
Salah satu jenis seni murni berwujud tiga dimensi. Patung dapat dibuat dari bahan batu alam, atau bahan-bahan industri seperti logam,serat gelas, dan lain-lain.
3. Seni Grafis
Merupakan seni murni dua dimensi dikerjakan dengan teknik cetak baik yang bersifat konvensional maupun melalui penggunaan teknologi canggih. Teknik cetak konvensional antara lain :
-Cetak Tinggi  ( Relief Print )
wood cut print, wood engraving print, lino cut print, kolase print
-Cetak Dalam ( Intaglio )
dry point, etsa, mizotint,sugartint
sablon ( silk screen  )
-Teknik Cetak dengan teknologi modern, misalnya offset dan digital print.
4. Seni keramik
Termasuk seni murni tiga dimensi sebagai karya bebas yang tidak terikat pada bentuk  fungsional
Unsur-unsur dasar karya seni rupa adalah unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan sebuah karya seni rupa.
Unsur-unsur itu terdiri dari :
1.Titik /Bintik
>Titik/bintik merupakan unsur dasar seni rupa yang terkecil.
2.Garis
>Garis adalah goresan atau batas limit dari suatu benda, ruang, bidang, warna,  texture,  dan lainnya. Pengertian lain dari garis adalah kumpulan titik yang bertangkai.
3. Bidang
>Bidang dalam seni  rupa merupakan salah satu unsur seni  rupa yang terbentuk dari hubungan beberapa garis.
4.Bentuk
>Bentuk dalam pengertian bahasa, dapat berarti bangun (shape) atau bentuk plastis (form). Bangun (shape) ialah bentuk benda yang polos, seperti yang terlihat oleh mata, sekedar untuk menyebut sifatnya yang bulat, persegi, ornamental, tak teratur dan sebagainya.
5. Ruang
>Ruang dalam arti yang luas adalah seluruh keluasan, termasuk di dalamnya hawa udara.
6. Warna
> Warna merupakan unsur penting dan paling dominant dalam sebuah penciptaan karya desain. Melalui warna orang dapat menggambarkan suatu benda mencapai kesesuaian dengan kenyataan yang sebenarnya.
7. Tekstur
 >Tekstur adalah nilai raba pada suatu permukaan, baik itu nyata maupun semu.
Terdapat beberapa prinsip dalam menyusun komposisi suatu bentuk karya seni rupa, yaitu:
1.Kesatuan (unity)
Kesatuan adalah pertautan bagian-bagian dalam sebuah karya seni rupa. Kesatuan merupakan prinsip yang utama di mana unsur-unsur seni rupa saling menunjang satu sama lain dalam membentuk komposisi yang bagus dan serasi. Untuk menyusun satu kesatuan setiap unsur tidak harus sama dan seragam, tetapi unsur-unsur dapat berbeda atau bervariasi sehingga menjadi susunan yang memiliki kesatuan.
2.Keselarasan (harmony)
Keselarasan adalah hubungan kedekatan unsur-unsur yang berbeda baik bentuk maupun warna untuk menciptakan keselarasan.
3.Penekanan (kontras)
Penekanan adalah kesan yang diperoleh karena adanya dua unsur yang berlawanan.Perbedaan  yang mencolok pada warna, bentuk, dan ukuran akan memberikan kesan yang tidak monoton.
4.Irama (rhytm)
Irama adalah pengulangan satu atau beberapa unsur secara teratur dan terus-menerus. Susunan atau perulangan dari unsur-unsur rupa yang diatur, berupa susunan garis, susunan bentuk atau susunan variasi warna. Perulangan unsur yang bentuk dan peletakannya sama akan terasa statis, sedangkan susunan yang diletakkan bervariasi pada ukuran, warna, tekstur, dan jarak akan mendapatkan susunan dengan irama yang harmonis.
5.Gradasi
Gradasi adalah penyusunan warna berdasar kantingkat perpaduan berbagai warna secara berangsur-angsur.
6.Proporsi
Proporsi atau kesebandingan yaitu membandingkan bagian-bagian satu dengan bagian lainnya secara keseluruhan. Misalnya membandingkan ukuran tubuh dengan kepala, ukuran objek dengan ukuran latar, dan kesesuaian ukuran objek satu dengan objek lainnya yang dekat maupun yang jauh letaknya.
7.Keserasian
Keserasian merupakan prinsip yang digunakan untuk menyatukan unsur-unsur rupa walaupun berasal dari berbagai bentuk yang berbeda. Tujuan keserasian adalah menciptakan keselarasan dan keharmonisan dari unsur-unsur yang berbeda.
8.Komposisi
Komposisi adalah menyusun unsur-unsur rupa dengan mengorganisasikannya menjadi susunan yang bagus, teratur, dan serasi.
9.Keseimbangan (balance)
Keseimbangan adalah kesan yang didapat dari suatu susunan yang diatur sedemikian rupa sehingga terdapat daya tarik yang sama pada tiap-tiap sisi susunan.
10.Aksentuasi
Aksentuasi adalah unsur yang sangat menonjol atau berbeda dengan unsur-unsur yang ada di sekitamya.

4.2.            Seni Musik
Musik adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya.

Dalam Seni Musik terdapat 2 (dua) unsur yaitu :
•Vocal, adalah alunan nada-nada yang keluar dari suara manusia.
•Instrument, adalah nada-nada yang keluar dari alat musik yang digunakan.

Teknik vocal adalah : cara memproduksi suara yang baik dan benar, sehingga suara yang keluar terdengar jelas, indah, merdu, dan nyaring.
Unsur-unsur teknik vocal :
1. Artikulasi, adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas.
2. Pernafasan adalah usaha untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya, kemudian disimpan, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit sesuai dengan keperluan.pernafasan di bagi tiga jenis, yaitu :
– pernafasan dada : cocok untuk nada-nada rendah, penyanyi mudah lelah.
– pernafasan perut : udara cepat habis, kurang cocok digunakan dalam menyanyi, karena akan cepat lelah.
– pernafasar diafragma : adalah pernafasan yang paling cocok digunakan untuk menyanyi, karena udara yang digunakan akan mudah diatur pemakaiannya, mempunyai power dan stabilitas vocal yang baik.
Syarat-syarat terbentuknya intonasi yang baik :
a. Pendengaran yang baik
b. Kontrol pernafasan
c. Rasa musical.

Nada adalah bunyi yang memiliki getaran teratur tiap detiknya.sifat nada ada 4 (empat):
1. Fitch yaitu ketepatan jangkauan nada.
2. Durasi yaitu lamanya sebuah nada harus dibunyikan
3. Intensitas nada yaitu keras,lembutnya nada yang harus dibunyikan.
4. Timbre yaitu warna suara yang berbeda tiap-tiap orang.suara manusia ada
5, yaitu:
1. Suara wanita dewasa:
– sopran (suara tinggi wanita)
– messo sopran (suara sedang wanita)
– alto (suara rendah wanita)
2.suara pria dewasa :
– tenor (suara tinggi pria)
– bariton (suara sedang pria)
– bas (suara rendah pria)

4.3.            Seni Tari
Tari merupakan perpaduan antara wiraga,wirasa,dan wirama atau seni yang dihasilkan dari gerak mimic dan enak dipandang, umumnya tariannya diiringi dengan music.

Bentuk Penyajian Tari
1. Tari Tunggal, tari yang dimainkan oleh seorang orang penari
2. Tari Berpasangan, tari yang dimainkan lebih dari satu orang dan harus ada unsur saling melengkapi
3. Tari Massal, tari yang dimainkan oleh lebih dari satu orang tanpa ada unsur saling melengkapi
4. Drama Tari
Unsur unsur Seni Tari
1.    Wiraga, yaitu dasar keterampilangerak dari bagian fisik/tubuh penari, di antaranya gerakan jari-jari tangan,pergelangan tangan, siku-siku tangan, bahu, leher, muka dan kepala, lutut, mulut, jari-jari kaki, dada, perut, pinggul, biji mata, alis dan pergelangan kaki.
2.    Wirama, yaitu suatu pola pengaturan dinamika untuk mencapai gerakan yang harmonis seperti aksen dan tempo tarian. Wirama terbagi menjadi dua, yaitu wirama tandak dan wirama bebas.
3.    Wirasa, yaitu tingkatan penjiwaan dan penghayatan dalam tarian yang diekspresikan melalui gerakan dan mimik wajah penari sehingga melahirkan keindahan, seperti halus, lembut, sedih, gembira, dan lain-lain agar gerakan dalam tarian terlihat lebih indah, maka diperlukan unsur-unsur pendukung terhadap tarian tersebut.

4.4.            Seni Teater
Teater berasal dari bahasa Yunani, yaitu theatron yang asal katanya theomai yang berarti “takjub melihat atau memandang”. Dalam perkembangannya, teater memiliki beberapa pengertian sebagai berikut.
1. Teater diartikan sebagai gedung atau tempat pertunjukan (dikenal pada zaman Plato).
2. Teater diartikan sebagai publik atau auditorium (dikenal pada zaman Herodotus).
3. Teater diartikan pula sebagai pertunjukan atau karangan yang dipentaskan.
Teater bisa diartikan dengan dua cara,yaitu dalam arti sempit dan arti luas.
1. Dalam arti sempit, teater bisa diartikan sebagai drama (kisah hidup atau kehidupan manusia baik fiktif maupun nyata) yang diceritakan dan dipentaskan di atas panggung/pentas, kemudian didiskusikan olehorang banyak yang mengacu pada panduan teks/naskah.
2. Dalam arti luas, teater adalah segala macam pertunjukan atau tontonan yang dipertunjukkan di depan khalayak ramai.

Unsur-unsur dalam teater antara lain :
1. Skenario, merupakan naskah drama (besar) atau film, yang isinya lengkap, seperti : keadaan, properti, nama tokoh, karakter, petunjuk akting dan sebagainya.
2. Pemain, merupakan orang yang memeragakan tokoh tertentu pada film biasa disebut aktris/aktor
.• Macam-macam peran:
a. Peran Utama, yaitu peran yang menjadi pusat perhatian penonton dalam suatu kisah
b. Peran Pembantu, yaitu peran yang tidak menjadi pusat perhatian
c. Peran Tambahan/Figuran, yaitu peran yang diciptakan untuk memperkuat gambar suasana
3.Sutradara, merupakan orang yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater/drama/film/sinetron.
4. Properti, merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan dramaatau film.
6. Penataan, seluruh pekerja yang terkait dengan pendukung pementasan teater, antara lain:
a. Tata Rias, adalah cara mendadndani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih meyakinkan
b. Tata Busana, adalah pengaturan pakaian pemain agar mendukung keadaan yang menghendaki.
c. Tata Lampu, adalah pencahayaan dipanggung
d. Tata Suara, adalah pengaturan pengeras suara
7. Penonton, adalah undur dalam pementasan teater karena sebagai saksi dari hasil akhir kerabat kerja. Penonton sebagai evaluator yang mengapresiasi dan menilai hasil karya seni yang dipentaskan. Bentuk karya seni akan sia-sia jika tidak memiliki penikmat karya. Pada setiap pementasan seni pasti ada penonton. Penonton menonton untuk menghibur hatinya dan bagi senimannya bisa sebagai evaluator dari karyanya.

5.     Apresiasi
Apresiasi Seni adalah menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek atau karya seni lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan peka terhadap segi-segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan memaknai karya-karya tersebut dengan semestinya. Effendi.S.E, mengungkapkan bahwa apresiasi adalah mengenali karya sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan untuk mencermatikelebihan dan kekurangan terhadap karya.

Kegiatan apresiasi meliputi :
a.    Persepsi
Kegiatan mengenalkan pada anak didik akan bentuk-bentuk karya seni di Indonesia, misalnya, mengenalkan tari-tarian, musik, rupa, dan teater yang berkembang di Indonesia, baik tradisi, maupun moderen Pada kegiatan persepsi kita dapat mengarahkan dan meningkatkan kemampuan dengan mengidentifikasi bentuk seni.
b.    Pengetahuan
Pemberian pengetahuan sebagai dasar dalam mengapresiasi baik tentang sejarah seni yang diperkenalkan, maupun istilah-istilah yang biasa digunakan di masing-masingbidang seni.
c.    Pengertian
Membantu menerjemahkan tema ke dalam berbagai wujud seni, berdasarkan pengalaman, dalam kemampuannya dalam merasakan musik.
d.   Analisis
Mendeskripsikan salah satu bentuk seni yang sedang dipelajari, menafsir objek yang diapresiasi.
e.    Penilaian
Melakukan penilaian tehadap karya-karya seni yang diapresiasi, baik secara subyektif maupun obyektif.
f.     Apresiasi
Menurut Soedarso (1987) ada tiga pendekatan dalam melakukan apresiasi yakni : 1). pendekatan aplikatif, 2). pendekatan kesejarahan, 3). Pendekatan problematik. Pendekatan aplikatif, adalah pendekatan dengan cara melakukan sendiri macam-macam kegiatan seni. Pendekatan kesejarahan adalah, dengan cara menganalisis dari sisi periodisasi dan asal usulnya. Sedangkan pendekatan problematik, dengan cara memahami permasalahan di dalam seni. Seorang pengamat akan berbeda dengan pengamat lainnya dalam menilai sebuah pertunjukan seni. Hal ini didasarkan pada pengalaman estetik, dan latar belakang pendidikan yang berbeda.

6.     Proyeksi
Kata proyeksi secara umum berarti bayangan. Gambar proyeksi berarti gambar bayangan suatu benda yang berasal dari benda nyata atau imajiner yang dituangkan dalam bidang gambar menurut cara-cara tertentu. Cara-cara tersebut berkenaan dengan arah garis pemroyeksi yang meliputi sejajar (paralel) dan memusat (sentral). Arah yang sejajar terdiri atas sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar dan sejajar akan tetapi miring terhadap bidang gambar.

Berdasarkan arah garis pemroyeksi tersebut dikenal berbagai jenis gambar proyeksi. Garis pemroyeksi yang sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar menghasilkan gambar proyeksi orthogonal yang terdiri dari proyeksi Eropa, proyeksi Amerika, dan proyeksi Aksonometri. Garis pemroyeksi yang sejajar tetapi miring terhadap bidang gambar menghasilkan proyeksi Oblik (miring). Sementara garis pemroyeksi yang memusat (sentral) terhadap bidang gambar menghasilkan gambar perspektif.
                                                                                                                                   
Gb.1. Contoh  pandangan sejajar tegak
Secara umum berbagai jenis gambar proyeksi dan perspektif tersebut difungsikan sebagai sarana komunikasi dalam bentuk pictorial. Benda kongkret yang ada, misalnya meja atau kursi, digambarkan sedemikian rupa sehingga dipahami oleh orang lain. Benda imajiner (khayalan penggambar), misalnya meja atau kursi yang sebelumnya tidak ada digambarkan sedemikian rupa sehingga dipahami oleh orang lain misalnya tukang atau pemesan. Gambar proyeksi dan perspektif lebih banyak menampilkan benda imajiner, oleh karena itu sangat bermanfaat dalam bidang perencanaan.

1. Proyeksi Ortogonal (Eropa)
Penampilan gambar proyeksi Eropa relative sederhana dibandingkan dengan yang lain. Gambar ini menampilkan pandangan atas, depan (muka), dan samping. Oleh karena itu proyeksi Eropa sangat tepat digunakan untuk kepentingan perancangan mebel atau desain produk.
Sistem gambar proyeksi Eropa dihasilkan dari pemroyeksian pada ruang atau sudut pertama (first angel). Oleh karena itu proyeksi Eropa sering disebut proyeksi “Kuadran Pertama” atau “Kuadran I”. Ruang atau sudut penampilan tersebut berbentuk tiga dimensi, yang terdiri atas 3 bidang, yakni bidang I, II, dan III. Bidang I berfungsi untuk menampilkan bayangan benada tampak dari atas, bidang II untuk bayangan benda tampak depan, dan bidang III untuk bayangan benda tampak dari samping kiri. Oleh karena itu proyeksi Eropa sering dikelompokkan dalam proyeksi multiview (tampak ganda).
Jika diperhatikan sistem proyeksi Eropa ini menempatkan posisi benda/obyek yang digambar berada di antara titik pengamat (proyektor) dan proyeksi benda. Jika diurutkan maka posisi tersebut adalah pengamat, objek, dan gambar proyeksi. Posisi pengamat terhadap bidang gambar adalah tegak lurus. Di samping itu, masing-masing garis pemroyeksi yang merupakan hubungan dari titik pengamat dan benda sehingga menghasilkan proyeksi tersebut adalah sejajar sesamanya.
Ruang / sudut yang berbentuk tiga dimensi ini diubah sedemikian rupa menjadi dua dimensi. Dengan kata lain diubah menjadi bidang datar sehingga dapat dituangkan ke dalam bidang atau kertas gambar. Perubahan sudut / ruang tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:



Gb.2. Konstruksi ruang dalam proyeksi Eropa

Gb.3. Ruang dalam proyeksi Eropa yang dibentangkan menjadi bidang datar.
sumbu-proyeksi
Gb 4. Sumbu proyeksi Eropa yang terbentuk karena rebahan ruang.
Gb. 5. Contoh cara memproyeksikan sebuah titik.
Gb.6. Contoh benda berupa kubus yang diproyeksikan dengan cara Eropa.


2. Proyeksi Aksonometri
Proyeksi Aksonometri tergolong jenis proyeksi sejajar (paralel) dan juga tegak (ortogonal). Perbedaannya dengan proyeksi Eropa terutama adalah dalam penampilan tampak. Dalam proyeksi Aksonometri diupayakan untuk penampilan tampak atas, depan, dan samping dalam satu kesatuan gambar tidak seperti dalam proyeksi Eropa yang terpisah oleh bidang-bidang. Gambar proyeksi Aksonometri menampilkan objek gambar baik yang kongkret maupun imajiner ke dalam bayangan tiga dimensi, oleh karena itu aksonometri tergolong jenis proyeksi piktorial.

Jenis proyeksi Aksonometri dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a.Proyeksi Isometri
Proyeksi isometri adalah jenis proyeksi aksonometri berpenampilan tiga dimensi atau piktorial dengan besaran sudut masing-masing 120 0, dan perbadingan masing-masing ukuran tinggi, panjang, dan dalam yaitu 1:1:1. Besar sudut sumbu 1200 dapat digunakan alternatif dibuat sudut 300 terhadap horisontal (baik sudut kanan maupun kiri)
Gb.7. Tampilan gambar isometri.

b. Proyeksi Dimetri
Penggunaan isometri seringkali menyebabkan distorsi pada gambar yang ditampilkan, dan garis-garis yang berimpit. Kelemahan ini dapat ditanggulangi dengan proyeksi dimetri. Dimetri artinya ada dua jurusan sumbu yang sama panjang. Pada dimetri perbandingan yang sama terdapat pada dimensi tinggi dan panjang. Perbandingan yang lazim digunakan yaitu 2:2:1 atau 3:3:1 Perbandingan ini diikuti dengan konsekuensi pada sudut objek yang digambar terhadap garis horizon yaitu 41,4 derajat untuk sudut sebelah kanan dan 7,2 derajat untuk sudut sebelah kiri.
Gb. 8. Tampilan gambar dimetri.

c. Trimetri
Penggunaan proyeksi dimetri ternyata dirasakan banyak terjadi distorsi, oleh karena itu ukuran kedua rusuk/sumbu salah satunya (rusuk panjang) perlu dipendekkan, sehingga perbandingan yang sering digunakan adalah 10:9:5 atau 6:5:4.
                                                                
Gb. 9. Tampilan gambar Trimetri.

Sistem gambar perspektif linear yaitu cara menggambar dengan menggunakan garis-garis yang memusat pada suatu titik lenyap. Sistem gambar perspektif linear dibagi dalam tiga cara, yaitu:
1.       Perspektif satu titik lenyap (one point perspective).
Sistem perspektif ini digunakan untuk menggambar obyek (benda) yang terletak relative dekat dengan mata. Letak obyek yang cukup dekat, akibatnya mata memiliki sudut pandang yang sempit, sehingga garis-garis batas benda akan menuju pada satu titik lenyap (titik hilang), kecuali bila sejajar dengan garis horizontal dan tegak lurus terhadapnya.
                                                  
2.       Perspektif dua titik lenyap (two point perspective).
Sistem perspektif ini digunakan untuk menggambar obyek (benda) yang terletak agak jauh dari mata, serta berada tidak jauh di bawah atau di atas garis horizontal. Karena letak benda berjauhan dari mata, sehingga mata memiliki sudut pandang yang lebih lebar, sehingga garis-garis batas benda yang tidak sejajar dengan garis horizontal maupun garis vertical akan menuju pada titik lenyap masing-masing (A/B).

3.       Perspektif tiga titik lenyap atau lebih (three point perspective).
Sistem perspektif ini digunakan untuk menggambar obyek (benda) yang terletak agak jauh dari mata, serta jauh di atas atau dibawah garis horizontal. Karena letah benda jauh di atas atau di bawah garis horizontal maka sudut pandang mata melebar  ke segala arah.                                                                        

BAB III
PENUTUP
1.   KESIMPULAN
Dari penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa seni adalah barang/atau karya dari sebuah kegiatan, sedangkan Budaya adalah cara hidup suatu bangsa atau umat yang tidak lagi dilihat sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi dan murni dari sesuatu bangsa untuk mengatur kehidupan berasaskan peradaban.

2.   SARAN
Penulis hanya bisa memberi saran kepada pembaca bahwasahnya seni dan budaya masih sangatlah dibutuhkan  karna hidup tanpa seni tak akan indah dan hidup tanpa mengenal budaya sering kali terjerumus kearah  yang menjurangkan kehidupan.
Di dalam makalah ini mungkin ada kesalahan dan kekurangan oleh karena itu penulispun meminta agar kiranya pembaca juga memberi keritik dan saranya agar kiranya makalah ini bisa menjadi lebih sempurna lagi.
 



















Daftar Pustaka







Tidak ada komentar:

Posting Komentar